Laman

Minggu, 21 November 2010

BEE VENOM THERAPY

Bee Venom Therapy, atau di Indonesia mulai dikenal dengan melalui terapi sengat lebah (Bee Sting Therapy). Walaupun pada prisnsipnya sangat berbeda.
BVT (Bee Venom Therapy) adalah teknik terapi dengan menggunakan racun lebah sebagai media pengobatannya yang diambil/diekstrak secara langsung dari lebah. Kemudian racun lebah tersebut digunakan sebagai obat baik secara oral maupun dengan disuntikan. Sedangkan Bee Sting Therapy (Terapi sengat lebah) adalah teknik terapi lebah dengan memanfaatkan sengatan lebah yang mengandung racun.
Perbedaan yang mencolok dari dua jenis terapi lebah ini adalah (setidaknya menurut saya) titik awal atau permulaan racun tersebut bekerja. Pada BVT racun akan mulai bekerja (oral) diawali dari sistem pencernaan kemudian racun diserap dan diedarkan keseluruh tubuh. Sedangkan pada Bee Sting Therapy, racun akan mulai bekerja dari titik dimana sengatan lebah ditempatkan dan kemudian menyebar secara sistemik keseluruh tubuh.
Tentunya pemilihan teknik akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang diharapkan. Dalam beberapa kasus yang saya tangani, ketika racun lebah digunakan secara oral halyang pertama akan diperbaiki atau dinormalkan adalah sistem pencernaan terlebih dahulu. Kenapa demikian? Karena setiap racun lebah yang masuk kedalam tubuh kita yang dimaksudkan sebagai media terapi tidaklah spesifik bisa diarahkan. Dia akan langsung bekerja ketika berhadapan dengan penyakit yang pertama dia temui. Sehingga ketika kita bermaksud mengobati Lever namun karena si penderitanya bermasalah dengan pencernaanya maka melitin, apamin, adolapin serta enzim yang terkandung dalam racun lebah akan memperbaiki sistem pencernaan si penderita, dan setelah itu baru akan menuju ke Lever.
Sehingga untuk kasus yang demikian diperlukan konsentrasi racun lebah yang jauh lebih tinggi dalam darah agar pengobatannya bisa berjalan simultan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar